APAKAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN?
Ada beberapa pendapat tentang apa yang dimaksud dengan teknologi pendidikan. Istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah ”instructional technology” atau ”educational technology”. Salah satu pendapat ialah bahwa “instructional technology means the media born of the communications revolution which can be used for instructional purpose alongside the teacher, the book, and the blackboard” (Commission on Instructional Technology dalam Norman Beswick, Resource – Based learning, 1977 hal.39). Jadi yang diutamakan ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Alat-alat teknologi ini lazim disebut “hardware” anatara lain berupa TV, radio, tape, computer, dan lain-lain.
Di lain pihak ada pendapat bahwa teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. Di sini diutamakan proses belajar itu sendiri disamping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Jadi teknologi pendidikan itu mengenai “software” maupun “hardware”-nya “software” antara lain menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya.
Pada hakekatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah.
Istilah ”teknologi” berasal dari bahasa Yunani ”technologia” yang menurut Webster Dictionary berarti ”systematic treatment” atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan ”techne” sebagai dasar kata teknologi berarti ”art, skill, science” atau keahlian, ketrampilan, ilmu. Jadi ”teknologi pendidikan” dapat diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistimatis, menurut sistem tertentu yang akan dijelaskan kemudian.
Apakah bedanya dengan ”metodologi pengajaran” yang juga menginginkan pengajaran menurut metode atau sistem tertentu? Ada yang mentafsirkan teknologi pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang menggunakan alat-alat teknik modern yang sebenarnya dihasilkan bukan khusus untuk keperluan pendidikan akan tetapi dapat dimanfaatkan dalam pendidikan seperti radio, film opaque projector, overhead projector, TV, video tape recorder, computer, dan lain-lain. Alat-alat ini dalam metodologi pengajaran lazim disebut alat peraga, alat pengajaran audio visual aids atau instructional aids. Dalam teknologi pendidikan alat-alat itu disebut ”hardware”. Alat-alat itu besar manfaatnya, namun bukan merupakan inti atau hakekat teknologi pendidikan. Alat-alat itu sendiri tidak mengandung arti pendidikan. Alat-alat itu baru bermanfaat bila dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program. Program ini lazim disebut ”software”. Yang merupakan inti teknologi pendidikan adalah programnya yang harus disusun menurut prinsip-prinsip tertentu. Teknologi pendidikan dapat diselenggarakan tanpa alat-alat teknologi modern seperti tersebut diatas.
Ada orang beranggapan bahwa segala macam metodologi pengajaran termasuk teknologi pendidikan seperti ceramah, diskusi, seminar, dan sebagainya. Apakah pendapat itu benar atau tidak bergantung pada penilaian hingga manakah metode-metode itu memenuhi ciri-ciri teknologi pendidikan, antara lain:
1. Merumuskan tujuan dengan teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati, sehingga dapat diukur keberhasilan tercapainya tujuan itu.
2. Meneliti pengetahuan ketrampilan, dan sikap yang telah dimiliki anak didik yaitu entry behavior (dahulu lazim disebut bahan persepsi) sebagai dasar pelajaran baru sehingga diketahui kemajuan yang dicapai berkat proses belajar-mengajar.
3. Menganalisis bahan pelajaran yang akan disajikan dalam bagian-bagian yang dapat dipelajari dengan mudah.
4. Berdasarkan analisis bahan pelajaran menentukan :
a. urutan mempelajari bahan itu agar tercapai hasil belajar yang optimal.
b. strategi yang paling tepat untuk menyampaikan atau menyajikan bahan itu.
5. Menguji coba program itu untuk menentukan kelemahannya.
6. Mengadakan perubahan, perbaikan atau revisi untuk meningkatkan mutu program itu.
Bagi teknologi pendidikan alat-alat yang dihasilkan oleh teknologi pendidikan, seperti alat audio visual bukan esensial. Tanpa alat-alat itu pun teknologi pendidikan tetap dapat dilaksanakan.
Berdasarkan kenyataan alat-alat pendidikan, yakni alat audio visual, betapapun modernnya tidak dengan sendirinya mempermudah cara belajar atau memperdalam dan memperluas hasil belajar itu. Dengan alat-alat itu tidak secara otomatis pelajaran yang diberikan akan bermutu tinggi.
Sebaliknya orang menyangsikan bahwa pengalaman mengajar akan memberikan pedoman yang dapat dipercaya untuk mengajar baik. Guru yang telah mempunyai pengalaman mengajar yang bertahun-tahun lamanya, tidak dengan sendirinya menguasai seluk beluk mengajar. Jadi lamanya pengalaman tidak merupakan jaminan tentang kemampuan seorang mengajar. Maka perlulah dicari pegangan yang lebih mantap untuk mengajar yang diperoleh berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang nyata dan dihasilkan berkat percobaan dan penelitian. Maka diselidikilah secara sistematis hal-hal yang berkenaan dengan unsur-unsur mengajar yakni tujuan, metode penyampaian, bahan pelajaran dan penilaian. Dengan pegangan demikian dapat ditingkatkan evektifitas belajar mengajar.
Teknologi pendidikan bersikap skeptis yakni menyangsikan kebenaran prinsip-prinsip mengajar atau asas-asas didaktik sebelum diperoleh bukti akan kebenarannya. Teknologi pendidikan merupakan suatu ekspresi dari scientific movement atau gerakan ilmiah yang telah dirintis oleh Aristoteles dan bergerak terus melalui Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner, hingga masa kini.
Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematis terhadap proses belajar mengajar dan memandang tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektivitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikan mendorong profesi keguruan untuk berkembang menjadi suatu ”science”. Namun pekerjaan guru akan selalu mengandung aspek ”seni”.
Komentar
Posting Komentar